Gen Super - novelonlinefull.com
You’re read light novel Gen Super 89 Aku Yang Terkua online at NovelOnlineFull.com. Please use the follow button to get notification about the latest chapter next time when you visit NovelOnlineFull.com. Use F11 button to read novel in full-screen(PC only). Drop by anytime you want to read free – fast – latest novel. It’s great if you could leave a comment, share your opinion about the new chapters, new novel with others on the internet. We’ll do our best to bring you the finest, latest novel everyday. Enjoy
Han Sen belum mencapai tingkat tertentu dalam Kulit Giok, sehingga belum dapat menghilangkan kelelahannya. Setelah berdiri di sana selama tiga jam, terlihat tubuhnya basah kuyup dengan keringat.
Walaupun demikian, cara berdirinya masih kokoh seperti sebelumnya dan tangannya yang memegang busur bahkan tidak bergemetar sama sekali.
Yang Manli untuk pertama kalinya merasa Han Sen ternyata cukup berbakat. Dia telah berdiri seperti itu selama lebih dari tiga jam dan tangannya masih kokoh, yang merupakan kualitas yang sangat bagus untuk seorang pemanah.
"Kapten, aku benar-benar tidak ada yang disampaikan," kata Han Sen.
"Karena kau begitu tangguh, kau dapat tetap berdiri di sana." Yang Manli pergi tanpa melihat ke belakang. Dia masih agak marah, tetapi juga menghargai Han Sen dengan apa yang telah dia lakukan. Ini adalah tugas yang berat untuk seorang yang berumur enam belas tahun. Dia sendiri hanya dapat bertahan selama dua jam dengan busur 6,0 ketika seumurannya.
Setelah Yang Manli memantau kondisi Han Sen dengan teliti dan merasa yakin bahwa dia baik-baik saja, dia merasa terkejut melihat dia masih memiliki tenaga untuk bertahan.
Walaupun ini adalah tes daya tahan, dan terlalu berhubungan dengan kualitas lainnya. Ini tetap saja menunjukkan bahwa Han Sen cukup luar biasa, karena seseorang dengan indeks kebugaran kurang dari 10,0 biasanya tidak dapat bertahan selama ini.
"Bagaimana mungkin dia memiliki daya tahan yang begitu kuat?" Yang Manli pikir bahkan dia sendiri tidak mampu melakukannya, sedangkan Han Sen, seseorang dengan kebugaran yang lebih rendah darinya dapat bertahan.
Setelah Yang Manli kembali ke kantornya, dia terus memantau Han Sen. Di satu sisi, dia ingin mengetahui berapa lama Han Sen dapat bertahan sampai akhir; di sisi lainnya, dia merasa takut lengannya akan rusak.
Dia tidak menginginkan Han Sen dalam timnya, tetapi dia juga tidak bermaksud untuk melukainya. Oleh karena itu dia tidak dapat membiarkan hal yang buruk terjadi padanya. Apalagi sekarang dia mulai menghargai daya tahan dan ketekunannya.
Dia sebenarnya tidak ingin mendengar jawaban dari Han Sen. Jika Han Sen benar-benar mengaku, Yang Manli akan menganggap dia adalah seorang pengadu.
Tidak lama kemudian, para prajurit membawa air dan makanan dan menyelinap kembali ke dalam ruang olahraga.
"Kakak, kau hebat. Mari minum solusi nutrisi untuk mendapatkan kekuatan." Seorang prajurit membuka sebotol solusi nutrisi dan menyodorkannya ke Han Sen.
"Makanlah sesuatu. Walaupun daging ini tidak seenak daging di Tempat Suci Para Dewa, ini dimasak oleh tukang masak di sini dan rasanya enak." Tentara lainnya menyodorkan sepotong daging panggang yang besar dengan garpu dan meletakkannya pada mulut Han Sen.
"Tidak apapa. Sisa satu jam lagi dan aku harus menyelesaikan permintaan Yang. Aku takut dia akan mengatakan tidak dihitung kalau kalian membantuku," kata Han Sen.
"Kakak, kau benar-benar seorang pria yang tangguh. Aku tidak mengagumi siapapun kecuali dirimu."
"Betul, siapakah namamu?"
"Han Sen."
"Kau baru berumur 16 bukan?"
"Belum berulang tahun yang ke-17."
"Apakah semua anak-anak setangguh ini sekarang ini?"
"Aku tidak tahu tentang yang lainnya, tetapi aku pastinya yang terkuat."
"Jangan berbicara dengannya lagi. Akan menghabiskan tenaganya."
Para prajurit melihat Han Sen baik-baik saja dan membuka meja di sampingnya untuk bermain kartu. Han Sen merasa kesal dan berpikir, "Keparat kalian. Apakah kalian mencoba untuk membantu atau membuat aku marah?"
Han Sen telah berdiri di sana selama lebih dari empat jam. Para tentara melihat jam sudah menunjukkan tengah malam lewat satu detik, mereka meletakkan kartunya, mengambil busur dan mengangkat Han Sen, bersiap-siap untuk melemparnya ke dalam mesin pijat hidro.
"Jangan! Aku tidak memerlukan pijatan. Sudah terlalu malam sekarang. Aku harus pulang." Han Sen dengan cepat melambaikan tangannya. Dia pernah melihat mesin ini sebelumnya, dan memerlukan waktu sekurang-kurang satu jam untuk dapat keluar. Dia tidak ingin membuang waktunya di dalam sana.
"Tidak boleh begitu. Ototmu sudah menegang terlalu lama, sehingga sangat berakibat buruk pada tubuhmu. Kau harus bersantai penuh melalui pijatan agar pembuluh darah dan ototmu dapat pulih. Kau harus berada di dalam sana selama sekurang-kurangnya tiga jam dengan mode terkuat," kata seorang prajurit dengan serius.
"Aku baik-baik saja." Han Sen benar-benar tidak dapat menunggu selama tiga jam. Karena para prajurit memaksanya, dia menggunakan teknik dari Hantu yang Menghantui dan meraih leher salah seorang prajurit. Dengan sebuah pelintiran, dia telah meloloskan diri seperti seekor ular.
"Kakak-kakak sekalian, aku benar-benar baik-baik saja. Aku harus pulang sekarang. Jika kalian tidak percaya padaku, aku akan menunjukkan kepada kalian bahwa aku masih memiliki tenaga untuk melakukan tinju militer," Han Sen berkata dan menunjukkan satu set tinju militer.
Tinju militer adalah sesuatu yang diajarkan dalam edukasi wajib integrasi dan sesuatu yang semudah senam. Tetapi semua prajurit tercengang melihatnya. Mereka melihat Han Sen seolah-olah melihat hantu.
"Keparat! Anak ini pasti adalah monster dengan kulit ma.n.u.sia," para prajurit tibtiba berteriak ketika Han Sen menyelesaikan tinju militer.
"Shura dengan kulit ma.n.u.sia!"
"Mesin bergerak abadi dengan kulit ma.n.u.sia!"
Ketika Han Sen meninggalkan stasiun teleportasi, waktu sudah menunjukkan jam satu pagi. Ibu dan adiknya tidak berada di rumah maka dia memasak sesuatu untuk dirinya sendiri untuk mengisi perutnya dan pergi tidur.
Walaupun badan Han Sen baik-baik saja, dia merasa sedikit lelah dan hampir langsung tertidur. Dia pun baru bangun esok siang.
Han Sen meregangkan otot-ototnya dan sekujur tubuhnya merasa lebih segar. Seolah-olah seluruh sel dan pori-pori telah dilahirkan kembali. Dia merasa telah mendapatkan kemajuan yang berarti dengan Kulit Giok. Walaupun hanya sedikit, tetapi dampaknya setara dengan latihan selama sepuluh hari.
"Jadi, Kulit Giok akan lebih efisien jika dilatih di bawah kondisi ekstrim?" Han Sen merasa terkejut.
Percobaan yang sepadan. Jika itu benar, maka ini sangat bermanfaat bagi latihan Kulit Gioknya.
Han Sen tidak terburu-buru. Dia mempunyai banyak waktu untuk berlatih dalam pelatih gravitasi ke depannya. Jika dia tidak melakukannya, Yang Manli juga pasti akan memaksanya.
Han Sen memikirkan kondisinya sekarang dengan seksama. Masih perlu waktu yang cukup lama untuk dapat menjadi seorang bangsawan dan bukan hal yang buruk bergabung dengan pasukan Qin Xuan untuk mendapatkan perlindungan bagi keluarganya.
Seperti yang pernah dikatakan Qin Xuan, jika Anak Surga ingin melukai keluarganya. Tidak banyak yang dapat dia lakukan walaupun jika dia berada di rumah. Perlindungan militer lebih dapat diandalkan.
Anak Surga berhati-hati dengan Qin Xian di Tempat Suci Para Dewa, maka Han Sen percaya bahwa latar belakang Qin Xuan dapat menghalangi Anak Surga. Sepanjang Anak Surga tidak mengetahui dia adalah Dollar, Han Sen merasa pria ini tidak akan mengambil resiko untuk menyinggung kekuatan militer hanya untuk masalah perselisihan yang sepele.