Gen Super - novelonlinefull.com
You’re read light novel Gen Super 32 Ritual Antar Pria online at NovelOnlineFull.com. Please use the follow button to get notification about the latest chapter next time when you visit NovelOnlineFull.com. Use F11 button to read novel in full-screen(PC only). Drop by anytime you want to read free – fast – latest novel. It’s great if you could leave a comment, share your opinion about the new chapters, new novel with others on the internet. We’ll do our best to bring you the finest, latest novel everyday. Enjoy
"Apakah saya dapat tetap bersinar di dunia ini semuanya bergantung kepadamu. Tolong segera berubah menjadi mahkluk sakral." Han Sen memandangi kulit ungu mahkluk itu dan berpikir saatnya segera tiba.
Menilai dari situasi sekarang, perlu waktu sekitar tiga bulan bagi seekor mahkluk mutan untuk berevolusi menjadi mahkluk berdarah sakral. Periode ini tidak terlalu lama juga tidak terlalu pendek. Hampir tidak mungkin seseorang akan mampu berburu mahkluk berdarah sakral dalam waktu tiga bulan. Bahkan Qin Xuan mungkin tidak mampu berburu seekor mahkluk berdarah sakral dalam waktu setahun.
Kini dengan kristal hitam ini, Han Sen sanggup mendapatkan seluruh mahkluk berdarah sakral dalam waktu setiap tiga bulan, dan hal ini cukup menakjubkan.
"Berikan saya waktu yang cukup, dan saya dapat dengan mudah berevolusi dengan seluruh keempat jenis poin geno maksimum. Pada saat itu, saya tentu saja akan memperoleh gelar aristokrat berdarah sakral." Han Sen menjadi semakin bersemangat.
Dia tidak melihat Qin Xuan di stasiun teleportasi dalam perjalanan pulang ke rumah. Dia mungkin sudah terlalu lelah dengan permainan ini atau mungkin hanya terlalu sibuk.
Di luar stasiun, dia melihat seorang gadis berdiri di tepi jalan dan berhenti berjalan.
Dia adalah Xue Xi, gadis yang tumbuh besar bersama dengan Zhang Danfeng dan dirinya.
Xue Xi berasal dari keluarga orang tua tunggal, dan ibunya membesarkannya dengan bekerja di perusahaan ayah Han Sen. Karena tidak ada orang yang menjaganya, ibunya seringkali membawanya ke tempat bekerja, dan dia selalu bermain dengan Zhang Danfeng dan Han Sen.
Kemudian, Han Sen mendengar bahwa ayah Xue Xi masih hidup dan menemukan ibunya dan dia. Setelah kejadian Ayahnya, Han Sen tidak memiliki tenaga lebih untuk mengetahui lebih banyak tentang keluarga Xue Xi. Tetapi dia sempat mendengar bahwa Xue XI adalah anak haram dan ayahnya hanya mengambilnya kembali setelah istrinya meninggal.
"Sen!" Xue Xi juga melihat Han Sen dan berseru.
"Mengapa kamu berada di sini?" tanya Han Sen, kebingungan.
"Sen, saya sudah berusia lebih dari 16 tahun dan dapat memasuki Tempat Suci Para Dewa sekarang," Xue Xi berkata sambil tertawa cekikan.
"Cepat sekali?" Han Sen kaget. Dalam bayangannya, Xue Xi masih adalah seorang gadis kecil, dan sekarang dia bahkan dapat memasuki Tempat Suci Para Dewa.
"Saya hanya lebih muda beberapa bulan darimu. Jangan anggap saya masih anak kecil ya," kata Xue Xi dengan nada yang kurang senang.
"Betul sekali. Betapa cepatnya waktu berlalu!" Han Sen memandangi tubuhnya yang sudah berkembang dengan baik dan tersenyum. Dia bukan lagi seorang gadis kecil.
Wajah Xue Xi bersemu merah saat Han Sen memandanginya. Ketika dia hampir mengatakan sesuatu, terdengar suara deruman mesin, dan mereka melihat seorang anak muda yang berpakaian rapi datang menghampiri dari sebuah pesawat pribadi yang terparkir di pinggir jalan.
Anak muda ini berusia sekitar 20 tahun, dan pesawat pribadi itu bernilai lebih dari sepuluh juta.
"Dik, saya sudah memberitahumu sebelumnya untuk menggunakan peralatan teleportasi pribadi kita. Tidak terelakkan kita akan bertemu dengan orang yang menyebalkan di stasiun teleportasi." Anak muda ini bahkan tidak memalingkan kepalanya ke Han Sen dan langsung berjalan menuju Xue Xi.
"Kak, dia adalah temanmu pada masa kecil," Xue Xi buru-buru menjelaskan.
"Hmmm, kita harus kembali," Anak muda itu tidak menghiraukan penjelasannya, menarik tangannya dan mengarahkannya menuju ke pesawat.
"Sen, saya akan kembali lagi," Xue Xi berkata pada Han Sen dengan lembut sebelum pergi.
Anak muda itu kembali untuk memperingatkan Han Sen. "Orang seperti dirimu tidak pantas menjadi temannya. Jauhi dia atau kamu akan menyesal."
"Apakah kamu berbicara kepada saya?" Han Sen menatap padanya.
"Kamu tidak percaya dengan apa yang saya katakana?ga " Anak muda itu tibtiba maju ke depan, dan secara tibtiba memukul perut bawah Han Sen dengan lututnya.
Dia berada sangat dekat dengan Han Sen, dan dia sangat cepat. Lututnya tibtiba menghantam Han Sen.
Han Sen terlihat tenang, tetapi diam-diam meringis. "Tidak ada yang lebih bagus untuk bergulat dibandingkan dengan Hantu yang Menghantui. Bahkan Qin Xuan juga tidak berani dekat-dekat dengan saya sekarang."
Sambil memiringkan badannya ke sisi lain, Han Sen menghindari serangan dari lututnya dan menyangkutkan kakinya diantara kaki anak muda itu ke lantai. Han Sen juga menjepit leher anak muda itu dan menariknya dengan sekuat tenaga.
Prak!
Anak muda itu tibtiba kehilangan keseimbangannya dan jauh ke lantai.
Terbaring di lantai, dia menatap Han Sen dengan terkejut dan lupa untuk bangun kembali. Dia tidak menyangka pukulannya sisia dan tidak percaya bahwa dia dapat dijatuhkan oleh Han Sen.
"Sen, apa yang terjadi?" Melihat ada yang tidak beres, Xue Xi berlari turun dari pesawat dan dengan segera menolong anak muda itu bangun.
"Tidak apapa, hanya ritual antara dua pria. Waktu sudah larut dan saya harus pergi. Mari kita makan Bersama kapan-kapan." Han Sen tersenyum, melambaikan tangannya dan berjalan ke stasiun kereta.
"Kak, apakah kamu baik-baik saja?" Xue Xi bertanya pada anak muda itu.
"Menarik….sungguh menarik…" Anak muda itu memandangi Han Sen meninggalkan mereka dengan senyuman yang aneh.
Melihat anak muda itu tersenyum, Xue Xi tibtiba merasa penasaran. "Kakak, jangan simpan dalam hati. Dia tidak serius."
"Dia bahkan dapat membuat saya terjatuh saat dia tidak serius. Kalau dia serius, maka mungkinkah saya, Fang Jingqi terbunuh?" katanya sambil menyempitkan matanya.
"Kakak.. bukan itu maksud saya…." Xue Xi merasa panik dan tidak tahu bagaimana menjelaskannya.
"Jangan kuatir, dik. Seperti yang dia katakan, itu hanyalah ritual antara dua pria dan saya hanya menyambutnya.' Fang Jingqi melirik dengan panik ke arah Han Sen berjalan. "Beberapa hari ini, tolong undang dia untuk makan malam di rumah."
"Apa?" Xue Xi memandang pada Fang Jingqi dan tidak dapat mempercayai apa yang didengar oleh kupingnya sendiri.