Gen Super - novelonlinefull.com
You’re read light novel Gen Super 117 Jiwa Binatang Kerang Giok online at NovelOnlineFull.com. Please use the follow button to get notification about the latest chapter next time when you visit NovelOnlineFull.com. Use F11 button to read novel in full-screen(PC only). Drop by anytime you want to read free – fast – latest novel. It’s great if you could leave a comment, share your opinion about the new chapters, new novel with others on the internet. We’ll do our best to bring you the finest, latest novel everyday. Enjoy
Han Sen menghubungi Lin Beifeng dan bertanya tentang rute yang dia ambil saat datang ke Penampungan Baju Baja dari Penampungan Agung. Lalu Han Sen juga melakukan pencarian di Jaringan Langit.
Karena Penampungan Agung adalah yang yang paling dekat ke Penampungan Baju Baja, ada beberapa orang yang pernah bepergian ke kedua tempat itu.
Dengan segala informasi dan pengalamannya sendiri, Han Sen segera menemukan cara untuk kembali ke Penampungan Baju Baja.
Rute ini sangat berbahaya bagi orang lain, tetapi untuk Han Sen itu biasa saja. Menurutnya, bagian tersulit dari rute ini adalah berjalan melewati Rawa Gelap, yang mana dia sudah terbiasa dengan itu dan bisa terbang menyebranginya.
"Sen, kau masih di Penampungan Agung kan? Bisakah kau menolongku? Aku akan mentransfer sejumlah uang padamu dan bisakah kau mendapatkan beberapa jiwa binatang Kerang Giok di Penampungan Agung?" tanya Lin Beifeng.
"Apa itu?" Han Sen Penasaran.
"Itu adalah baju baja jiwa binatang primitif, sangat umum di Penampungan Agung. Meskipun ada kata 'baju baja' di Penampungan Baju Baja, baju baja jiwa binatang sangat terbatas di dekat sana. Aku memperkirakan kalau kau bisa membeli jiwa binatang Kerang Giok kurang dari seratus ribu, yang bisa dijual setidaknya dua ratus ribu." kata Lin Beifeng bersemangat, "Sen, aku memberikanmu modal dan kau mengusahakannya. Bagaimana kalau kita bagi keuntungannya setengah-setengah?"
"Oke, ayo lakukan. Ingatlah untuk mentransfer uangnya terlebih dulu. Aku sangat miskin sekarang sampai aku bahkan tidak punya sepuluh ribu di rekeningku." Han Sen berkata jujur soal dia memiliki uang kurang dari sepuluh ribu setelah membayar biaya pendidikannya.
"Hha, akan kulakukan segera. Sebenarnya, ada banyak barang bagus di Penampungan Agung. Kalau kau punya waktu, aku akan mencari info." kata Lin Beifeng bersemangat.
"Sampai nanti. Jadwalku ketat sekali dan harus kembali ke Penampungan Baju Baja segera. Kalau tidak ketika sekolah militer sedang berlangsung, aku tidak bisa absen, " kata Han Sen.
"Sen, aku berusaha keras untuk mencarimu, ketika kamu pergi ke sekolah militer. Aku harus mengikutimu ke sana," seru Lin Beifeng.
"Mengapa kau mau mempersulit dirimu? Dengan sumber keuangan dan koneksi keluargamu, kau tidak perlu maju ke depan bahkan jika kau menjalaninya." Han Sen berhenti dan berkata, "Apalagi, sekarang pendaftaran hampir berakhir."
"Yah, lupakan saja lah. Aku akan mengirimkanmu uang." Lin Beifeng murung.
Han Sen segera menerima uang dari Lin Beifeng. Jumlahnya sebanyak dua puluh juta. Bahkan jika satu jiwa binatang berharga seratus ribu, dia bisa membeli dua ratus jiwa binatang.
Meskipun itu adalah jenis jiwa binatang primitif yang sangat umum, sulit untuk mendapatkan sebanyak dua ratus. Karena Han Sen tidak mau membuang waktu, dia harus menyelesaikannya dalam satu hari. Jadi dia merasa seratus sudah cukup bagus.
Prosesnya jauh lebih mudah daripada yang dia kira. Memang ada banyak jiwa binatang kerang giok di Penampungan Agung. Awalnya, dia bisa membeli satu dengan harga lima puluh atau enam puluh ribu. Lalu, harga termahal yang pernah dia berikan hanya delapan puluh ribu.
Dalam sehari, Han Sen membeli 187 jiwa binatang kerang giok dan itu adalah jumlah yang luar biasa.
Jika dia punya lebih banyak waktu, dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu di Penampungan Agung. Jika dia bisa kembali dengan sukses kali ini, dia pasti akan datang ke sini lagi.
Setelah bersiap-siap, Han Sen akhirnya mulai berjalan di antara dua tempat penampungan itu.
Perjalanan itu ternyata biasa saja. Dan seperti yang dia duga, kedua tempat penampungan berada di tepi Rawa Gelap dan jalan dari masing-masing tempat penampungan ke rawa agak aman.
Bagian yang paling berbahaya berada di dalam Rawa Gelap, tetapi Han Sen tidak asing dengan rawa itu. Dia tidak benar-benar berada di bagian dekat Penampungan Agung dan hanya bisa mencoba terbang ke arah yang benar. Beberapa hari kemudian, dia melihat tawon hutan hitam yang terkenal.
Setelahnya jauh lebih mudah. Ketika Han Sen kembali ke Penampungan Baju Baja dengan selamat hanya dalam waktu sedikit lebih dari enam belas hari, dia menghela nafas lega.
Tinggal beberapa hari sampai sekolah dimulai dan dia tidak ingin dikeluarkan karena absen. Dia bisa kembali dengan cepat terutama karena tunggangan jiwa binatang mutan yang diberikan Pria Peninju. Tunggangan binatang bermata tiga mutan sama kuatnya dengan banteng dan membawanya dengan kecepatan penuh sepanjang waktu kecuali ketika dia terbang melintasi atas rawa. Itu jauh lebih cepat daripada berjalan.
Kalau tidak, dia mungkin tidak bisa kembali ke Penampungan Baju Baja bahkan dalam sebulan.
Lin Beifeng terbelalak saat melihat Han Sen. "Sen, bagus sekali. Kau kembali selamat dan sehat dari Penampungan Agung hanya dalam waktu setengah bulan."
"Ini adalah jiwa binatangnya. Jual ini sesukamu." tersengal-sengal, Han Sen mentransfer semua jiwa binatang ke Lin Beifeng.
Meskipun dia hanya menghabiskan setengah bulan di jalan, dia hampir tidak beristirahat. Dia berlatih kulit giok untuk menjaga dirinya terjaga sepanjang waktu dan hampir jatuh pingsan sekarang. Rasa lelah yang mendalam membuatnya malas berbicara dan ingin segera tidur.
Han Sen langsung menjatuhkan dirinya di ranjang dalam kamarnya di penampungan dan tidur selama dua hari berturut-turut. Saat dia bangun, dia merasa seluruh tubuhnya remuk redam.
Dia memang membuat beberapa kemajuan dengan Jadeskin. Ketika dia berlatih, rasa sejuk yang mengalir di tubuhnya semakin kuat.
Han Sen duduk tegak, matanya menatap binatang lecet yang dia beri makan. Bulunya gelap dan berkilau seperti batu giok hitam. Dan ukurannya dua kali lebih besar dari biasanya.
"Binatang lecet itu akhirnya berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral!" Han Sen dipenuhi dengan kegembiraan. Sambil membawa belati untuk membunuhnya, dia merasakan mulutnya berair. Dia sangat lapar setelah tidur panjang dan tubuhnya sangat lelah. Binatang lecet ini akan berguna untuk memberikannya nutrisi.