System Technology And Superpower - novelonlinefull.com
You’re read light novel System Technology And Superpower 2 Bab 2 : Jangan Bilang-Bilang Ya online at NovelOnlineFull.com. Please use the follow button to get notification about the latest chapter next time when you visit NovelOnlineFull.com. Use F11 button to read novel in full-screen(PC only). Drop by anytime you want to read free – fast – latest novel. It’s great if you could leave a comment, share your opinion about the new chapters, new novel with others on the internet. We’ll do our best to bring you the finest, latest novel everyday. Enjoy
Ia hanya sibuk sendiri selama jam pelajaran.
Bu Nia tak tahan dengan ini, Ia pun bertanya pada Daniel.
"Daniel, apa kamu mengerti apa yang Ibu jelaskan?"
"Ya," Daniel menjawab dengan singkat.
Bu Nia terdiam. Ia melanjutkan, "Ibu ingin bertanya. Apa itu Cerpen?"
Daniel melihat Bu Nia, lalu menjawab "Cerpen adalah jenis karya sastra yang dipaparkan atau dijelaskan dalam bentuk tulisan yang berwujud sebuah cerita atau kisah secara pendek, jelas, serta ringkas. Apakah ada pertanyaan lagi, Bu?"
Bu Nia tertegun, Ia bertanya lagi, "Unsur-unsur dalam Cerpen ada dua, yaitu Ekstrinsik dan Intrinsik. Sebutkan unsur-unsur Intrinsik dalam Cerpen."
Daniel berpikir sebentar, lalu menjawab "Unsur Intrinsik dalam Cerpen ada tujuh. Antara lain : Tema, Alur, Penokohan, Setting atau Latar, Sudut pandang, Amanat, dan Gaya penceritaan." Daniel berhenti sebentar.
Daniel kembali menjawab, "Tema adalah suatu pokok yang mendasari sebuah cerita. Alur ialah sebuah langkah atau jalan dari sebuah cerita. Urutan cerita biasanya bisa terjalin atas urutan waktu, kejadian atau hubungan dari sebab dan akibat. Secara garis besar urutan alur atau plot yaitu perkenalan - kemudian mucul sebuah konflik atau masalah - peningkatan masalah atau konflik - puncak masalah (klimaks) - kemudian penurunan masalah atau konflik - dan yang terakhir adalah penyelesaian masalah."
"Latar adalah Tempat peristiwa, Waktu, dan Suasana yang ada dalam sebuah cerita ... "
Setelah menyebutkan macam-macam unsur intrinsik dalam cerpen, Daniel menjelaskan setiap poin dengan jelas dan lengkap sampai membuat kelas hening.
Namun, perkataan terakhirnya membuat Bu Nia malu.
"Tapi Bu, ini belum dijelaskan sama Ibu."
Wajah Bu Nia memerah, ia berkata, "Belum dijelaskan ya? Makasih Daniel karena sudah menjelaskan."
Daniel diam dan mengangguk saja. Banyak tatapan marah mengarah pada Daniel, tapi dia hanya mengangkat bahu dengan acuh tak acuh.
Tak lama setelah itu, bel istirahat berbunyi.
"Anak-anak, saatnya istirahat."
Bu Nia kemudian dengan cepat mengambil tas dan bukunya kemudian keluar kelas.
Beberapa murid laki-laki berdiri, kemudian mendatangi Daniel.
"Apa yang kalian inginkan?" tanya Daniel yang tetap sibuk dengan urusannya sendiri.
"Kau..."
Katkata penuh amarah mereka belum selesai, tapi langsung dipotong oleh Daniel.
"Apa yang kalian lakukan malah membuat Bella takut," Daniel kemudian menunjuk pada Bella dan menatap orang yang marah padanya.
Benar saja, wajah Bella penuh dengan ekspresi ketakutan.
Semua murid laki-laki melihat Bella ketakutan, akhirnya menyebar. Ada beberapa orang yang berkata dengan nyaring.
"Tunggu aja nanti setelah pulang sekolah."
"Aku akan menunggumu nanti."
Daniel tak menanggapi mereka dengan serius, ia dengan acuh menjawab, "Ya, apa kata kalian saja."
Setelah mengatakan itu, Daniel berhenti menulis.
Menghela nafas lega, Bella bertanya pada Daniel, "Apa yang kamu buat, Daniel?"
"Tidak ada hal khusus, aku hanya menulis beberapa hal untuk dilakukan di rumah," jawab Daniel sambil menatap Bella.
"Daniel, kamu nggak ke kantin?"
"Nggak. Kamu nggak ke kantin?"
"Nggak. Aku kan murid baru, jadi nggak tau dimana letak kantinnya."
"Ah, benar juga. Kemana larinya semua murid di kelas? Biasanya kalo ada murid baru gini, mereka ajak ke kantin," gerutu Daniel
"Karena nanti kamu bisa kelaparan karena nggak makan, mari ku temani ke kantin. Meski aku hanya sekali-dua kali ke sana," lanjutnya.
"Eh? Benarkah?" Bella terkejut karena keramahan Daniel.
Melihat Bella terkejut, Daniel berkata, "Tentu saja."
Daniel berdiri, tapi ia malah merintih kesakitan.
"Aww..." Daniel memegang paha kanan dan memegang kepalanya.
"Daniel, kamu kenapa?" tanya Bella dengan khawatir.
"Oh, nggak apapa," Daniel melirik ke seluruh kelas, kemudian berkata pelan, "Sebenarnya, tadi aku ditabrak sama mobil orang kaya. Untung aja aku sempat kabur, kalo nggak ... entah gimana nasibku. Kalo kamu ketemu orangnya, jangan bilang-bilang ya."
Mendengar ini, Bella akhirnya menemukan siapa yang dia tabrak, tapi entah kenapa orang yang ditabrak malah langsung bilang kepadanya, meski orang itu tak tahu bahwa orang yang diomongkan olehnya tepat didepannya.
"Eh? Kamu ditabrak mobil?" Suara Bella menunjukan kekagetannya, ia hendak melanjutkan, tapi sudah sampai di kantin.
"Nanti lanjut ceritanya, cari meja dulu yuk," kata Daniel mengajak Bella untuk menemukan meja.
Sebelum menemukan meja, kelompok murid perempuan di kelas 11-B sudah memanggil Bella.
"Bella, sini sini! Masih ada satu kursi kosong."
Hana berdiri untuk menjemput Bella.
"Eh? Kenapa c.u.ma satu? Kan ada Daniel?"
Setelah Bella selesai bicara, ia menengok ke belakang, tapi ia tak menemukan Daniel.
"Daniel? Udah, lupain aja orang itu. Ayo gabung sama kita."
Hana menarik Bella tanpa menunggu persetujuan dari Bella.
Bella ingin meminta maaf pada Daniel karena sudah menabraknya. Karena itu dia ingin mengajaknya juga.
"Bella, disini!"
Silvia menepuk pelan kursi kosong menandakan itu kursi untuk Bella.
Bella kemudian duduk. Ia kemudian bingung karena baru pertama kali di kantin sekolah ini.
"Bella, kamu pesan makanan kayak kita ini. Coc.o.k buat makan siang."
Nurul menyarankan makanan favoritnya pada Bella.
"Eh, Boleh. Oh iya, gimana pesannya?" tanya Bella.
"Kamu duduk disini, biar aku yang memesankan makananmu."
Hana langsung berdiri kemudian berjalan ke arah ibu kantin.
"Aduh kelupaan. Perkenalkan, Aku Nurul. yang disampingku ini Silvia, lalu itu yang memesankan makananmu itu Hana. Salam kenal, Bella."
"Salam kenal, Bella."
"Salam kenal, Silvia, Nurul."
"Oh iya Bella, tadi kenapa kamu bareng sama Daniel?"
Nurul penasaran apa yang terjadi antara Bella dan Daniel sehingga ia menanyakannya dengan mata penasaran.
"Oh, habisnya tadi tidak ada orang lain selain Daniel di dalam kelas. Jadi, aku minta tolong sama dia buat antar aku kesini. Memangnya ada apa?"
Bella memiringkan kepalanya menandakan ia kebingungan.
"Oh, nggak ada apapa sih, aku c.u.ma penasaran aja. Ngomong-ngomong, maaf ya karena kita tadi nggak ngajak kamu ke kantin. Jadinya kamu malah jalan sama Daniel deh. Lain kali jangan deketin Daniel."
Nurul menghela nafas setelah menyelesakkan kalimatnya.
"Emangnya, ada apa sama Daniel?"